Selasa, 27 Januari 2009

aTtenDiNg



KETERAMPILAN DASAR KONSELING

ATTENDING (PERHATIAN)


  1. Pengertian Attending

Attending adalah ketrampilan atau teknik yang digunakan konselor untuk memusatkan perhatian kepada klien agar klien merasa dihargai dan terbina suasana yang kondusif sehingga klien bebas mengekspresikan atau mengungkapkan tentang apa saja yang ada dalam pikiran, perasaan ataupun tingkah lakunya.

Attending adalah mengarahkan diri atau mengorientasikan diri pada klien. jadi memberi perhatian baik secara fisik maupun psikologis kepada klien.

Keterampilan Attending yaitu keterampilan tampil sebagai pribadi yang utuh dan memberikan perhatian penuh kepada klien sebagai pribadi sebagaimana adanya, agar klien dapat mengembangkan diri, mengekspresikan dan mengeksplorasi dirinya dengan bebas.

Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri klien yang mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan.


  1. Keterampilan “Attending” dalam praktek Konseling

Keterampilan non-verbal yang penting dalam Attending adalah:

    1. Squarely, sikap tubuh yg menunjukkan keterlibatan dalam percakapan.

    2. Open, sikap tubuh terbuka, tidak defensif.

    3. Lean, sikap tubuh fleksibel (condong dan menjauh) — mencerminkan mental yang fleksibel.

    4. Eye contact, jangan disamakan dengan staring (menatap terus menerus).

    5. Relaxed/natural, melakukan gerakan yg nyaman dan alami (tidak kaku dan dipaksakan).

Perilaku attending yang baik dapat :
1. Meningkatkan harga diri klien.
2. Menciptakan suasana yang aman.
3. Mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas.

Contoh perilaku attending yang baik :

  • Kepala : melakukan anggukan jika setuju.

  • Ekspresi wajah : tenang, ceria, senyum.

  • Posisi tubuh : agak condong ke arah klien, jarak antara konselor dengan klien agak dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan.

  • Tangan : variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah-ubah, menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan tangan untuk menekankan ucapan.

  • Mendengarkan : aktif penuh perhatian, menunggu ucapan klien hingga selesai, diam (menanti saat kesempatan bereaksi), perhatian terarah pada lawan bicara.

Contoh perilaku attending yang tidak baik :

  • Kepala : kaku

  • Muka : kaku, ekspresi melamun, mengalihkan pandangan, tidak melihat saat klien sedang bicara, mata melotot.

  • Posisi tubuh : tegak kaku, bersandar, miring, jarak duduk dengan klien menjauh, duduk kurang akrab dan berpaling.

  • Memutuskan pembicaraan, berbicara terus tanpa ada teknik diam untuk memberi kesempatan klien berfikir dan berbicara.

  • Perhatian : terpecah, mudah buyar oleh gangguan luar.

Keterampilan attending meliputi :

  1. Posisi badan (termasuk gerak isyarat dan ekspresi muka) diantara posisi badan yang baik dalam attending mencakup :

    1. Duduk dengan badan menghadap klien.

    2. Tangan diatas pangkuan atau berpegangan bebas atau kadang-kadang digunakan untuk menunjukkan gerak isyarat yang sedang dikomunikasikan secara verbal.

    3. Responsive dengan menggunakan bagian wajah, umpamanya senyum spontan atau anggukan kepala sebagai persetujuan atau pemahaman dan kerutan dahi sebagai tanda tidak mengerti.

    4. Badan tegak lurus tanpa kaku dan sesekali condong kearah klien untuk menunjukkan kebersamaan dengan klien.

Posisi badan yang tidak baik mencakup :

        1. Duduk dengan badan dan kepala membungkuk menghadap klien.

        2. Duduk dengan sangat kaku.

        3. Gelisah atau tidak tenang.

        4. Mempergunakan kertas,tangan atau kuku tangan.

        5. Sama sekali tanpa gerak isyarat pada tangan.

        6. Selalu memukul-mukul dan menggerakkan tangan dan lengan.

        7. Wajah tidak menggunakan perasaan.

        8. Terlalu banyak senyum, kerutan dahi atau anggukan kepala yang tidak berarti.

  1. Kontak mata

    1. Kontak mata yang baik berlangsung dengan melihat klien pada waktu dia berbicara kepada konselor dan sebaliknya. Kontak mata harus dipertahankan atau dipelihara denagan menggunakan spontan yang mengekspresikan minat dan keinginan mendengarkan serta merespon klien.

    2. Kontak mata yang tidak dianggap baik mencakup :

      • Tidak pernah melihat klien.

      • Menatap klien untuk secara tetap dan tidak memberikan klien untuk membalas tatapan.

      • Mengalihkan pandangan dari klien segera sesudah klien melihat konselor.

  2. Mendengarkan

Mendengarkan dalam ketrampilan ini adalah mendengar dengan tepat dan mengingat apa yang klien katakan dan bagaiman mengatakannya. Mendengar yang tepat memungkinkan konselor merumuskan tanggapan yang tepat tentang perasaan dan pikiran klien. Cara mendengarkan yang baik mencakup :

    1. Memelihara perhatian penuh dengan terpusat kepada klien.

    2. Mendengarkan segala sesuatu yang dikatakan oleh klien.

    3. Mendengarkan keseluruhan pribadi klien (kata-katanya, perasaanya dan perilakunya). Memahami pesan verbal maupun non verbal yang ada dari diri klien.

    4. Mengarahkan apa yang konselor katakan terhadap apa yang telah dikatakan oleh klien.


Penerapan nilai-nilai budaya indonesia dalam keterampilan komunikasi konseling.

Dalam keterampilan attending terdapat beberapa aspek yang digunakan, yaitu

  1. Kontak mata

Bila konselor berbicara dengan klien, maka pandanglah dia (budaya barat). Tingkah laku ini tidak seluruhnya tepat bagi klien di indonesia. Kebiasaan sehari-hari jika kita berbicara dengan orang lain, kita tidak terus-menerus menatap muka lawan bicara, apalagi oarang itu lebih tua umurnya., tidaklah sopan mengarahkan pandangan mata kepadanya, klien akan mengasosiasikan pembicaraan dengan kontak mata keseharian kepada orang tua.

  1. Bahasa tubuh

Masyarakat Indonesia umumnya tidak terbiasa menggunakan bahasa tubuh untuk menyertai pembicaraan kita dengan orang, kecuali yang banyak dilakukan adalah menggunakan gerakan tangan

  1. Kwalitas bicara

Bahasa indonesia yang kita gunakan tidak termasuk bahasa berlagu, klien dalam kehidupan sehari-hari dalam percakapan biasa mendengar kata-kata orang lain dengan intonasi yang lebih mendatar. Klien mendengarkan kata-kata konselor denga suara yang lebih variatif munkin klien akan merasa asing dengan komunikasi seperti itu.


  1. Contoh Dialog Keterampilan Attending

G = Guru (Konselor)

S = Siswa (Klien)

Suatu hari seorang Guru (G) Biologi SMA yang sedang berada di Ruang Guru menerima seorang siswanya (S )

S : Selamat siang bu...

G: (Agak sedikit terkejut) : Selamat siang.. (sambil memandangi siswa dihadapannya yang tampak lusuh, matanya merah, rambutnya agak awut-awutan, pandangannya cenderung membuang muka, pakaian tidak rapih )... ada apa mas (sambil tersenyum), .. kok seperti ada sesuatu yang kamu fikirkan...

S: (Pandangannya semakin tertunduk, dengan tampak terpaksa ia mematuhi perintah Wali Kelas)... Bu...saya mau matur...

G: Hayo maturo,.. jangan malu-malu... gak usah seru-seru.. mengko krungu liyane... (Mengatur posisi duduk yang rileks, tangan diatas pangkuan)

S : Ya Bu... (sambil menarik wajahnya ke dalam, tangannya semacam ngapu rancang tapi memutar-mutar ibu jarinya. Sementara kedua kakinya saling digesek-gesekan)... Hasil ujian Biologi saya jelek Bu, padahal saya sudah belajar mati-matian Bu...

G: (Dengan suara lembut dan menebar senyum, menganguk-angguk kepala)... Ooo.. itu to masalahmu to mas...

S : (Seperti was-was. Wajahnya masih tertekuk) .. Ya Bu....

G: Menurut kamu apa sih yang sulit dalam pelajaran Biologi...(mencodongkan badannya ke arah siswa)

S: Eee... (Tampak ragu)... sebenarnya saya kurang menyukai pelajaran Biologi Bu.... (suaranya agak melemah, takut didengar orang lain; padahal guru-guru disekitarnya juga sudah dengar)

G: Ooo itu ya gak apa-apa..mungkin kamu lagi banyak yang dipikir saja. Nanti juga kamu akan senang sendiri pada pelajaran biologi. Karena sebenarnya pelajaran itu kan ada dalam kehidupanmu seharai-hari. Lihat saja kalau kamu makan mesti berhubungan dengan biologi, mandi, tidur, istirahat, bahkan main play station (PS) itu juga berhubungan dengan biologi. Suka main PS gak...

S: suka Bu....

G: Coba kamu kurangi main PS nya, trus cari buku-buku biologi yg banyak gambarnya, kamu amati gambar-gambarnya.., trus....bla bla bla, trus.....bla bla..bla, trus bla bla bla nanti kan kamu lama-lama ......bla bla bla.........


Daftar Pustaka:

Supriyo, dan Mulawarma. 2006. Keterampilan Dasar Konseling. Semarang.: Unnes.


WordPress.com

ImamTadjri.blogspot.com

Popsy.Wordpress.com


1 komentar: